5 Langkah Mudah Mengelola Contoh Sampah Organik dan Anorganik di Sekitar Kita

 

contoh sampah organik dan anorganik
Image : istockphoto.com

Permasalahan sampah sudah ada sejak dulu dan tidak akan ada habisnya, bahkan kini semakin kompleks seiring kemajuan zaman dan semakin berkembangnya jumlah penduduk. Ada banyak jenis sampah yang bisa kita temui, mulai dari sampah organik, anorganik hingga sampah yang berbahaya. Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali contoh sampah organik dan anorganik yang bisa kita temukan dengan mudah di sekitar kita.

Sampah merupakan sisa-sisa dari suatu produk yang sudah tidak dimanfaatkan lagi. Tanpa kita sadari seluruh aktivitas manusia bisa menghasilkan sejumlah sampah. Contoh mudah saat kita memasak, maka akan menghasilkan sampah, bisa berupa sisa sayuran yang tidak diolah, ada daun pembungkus, styerofoam, kaleng, kemasan plastik dan sebagainya. Demikian untuk aktivitas lainnya juga akan menghasilkan sampah.

Dalam kehidupan modern sekarang ini tak bisa dielakkan lagi jika jumlah produksi sampah semakin meningkat dan dalam bentuk yang makin beragam. Kondisi ini tentunya bisa membahayakan kehidupan manusia itu sendiri jika permasalahan sampah tak bisa ditangani dengan baik dan benar. Penanganan sampah yang tidak tepat bisa berimbas pada menurunnya kualitas kehidupan, keindahan lingkungan, potensi terjadi banjir, polusi dan sebagainya.

Sebagai warga masyarakat tentunya masing-masing individu mempunyai peran yang penting dalam penanganan sampah. Perlu diingat, bahwa masyarakat adalah sebagai pihak penyumbang produk sampah terbesar dari kegiatan rumah tangga. Untuk itu membangun kesadaran masyarakat menjadi hal yang tak bisa ditawar-tawar lagi.

Lantas, apa yang bisa dilakukan masyarakat untuk berperan dalam pengelolaan sampah? Berikut 5 langkah mudah bagi masyarakat untuk ambil peran tersebut, simak uraiannya!

1. Memisahkan berdasarkan jenis sampah.

Secara umum kita mengenal ada 2 jenis sampah yaitu sampah organik dan anorganik. Meski namanya sampah, namun nyatanya masih bisa dimanfaatkan. Sampah organik, misalnya dapat dibuat menjadi kompos karena jenis sampah ini bisa membusuk dan terurai. Contoh sampah organik, seperti sisa makanan, dedaunan, sayuran dan sebagainya.

Sedangkan sampah anorganik adalah jenis sampah yang sulit membusuk dan tidak dapat terurai, namun bisa didaur ulang menjadi sesuatu yang baru dan bermanfaat. Contoh sampah anorganik, seperti botol plastik, kertas, karton, kaleng dan sebagainya.

Selain 2 jenis sampah tersebut sebetulnya masih ada satu lagi, yakni yang biasa disebut dengan sampah B3. Sampah ini adalah jenis sampah yang merupakan bahan-bahan yang dapat membahayakan bagi kesehatan dan kelangsungan hidup manusia dan makhluk lainnya serta lingkungan hidup. Contohnya, seperti sisa racun serangga , baterai bekas, masker habis pakai, bekas lampu dan sebagainya.

2. Mengurangi sampah (reduce).

Sebagai upaya berperan serta dalam pengelolaan masalah sampah, setiap anggota masyarakat bisa melakukannya dengan cara mengurangi produksi sampah, khususnya jenis anorganik. Misalnya saja dengan mengurangi penggunaan bahan yang sulit didaur ulang seperti plastik. Setiap individu dalam aktivitasnya bisa mencari alternatif lain penggunaan bahan selain plastik.

3. Memanfaatkan ulang sampah (reuse)

Selain dengan cara mengurangi produksi sampah dalam pengelolaannya, masyarakat juga bisa dengan cara memanfaatkan sampah organik. Pembuatan pupuk kompos adalah kegiatan yang sudah banyak dikenal masyarakat dalam memanfaatkan sampah organik, seperti sisa makanan, sayuran, rumput, dedaunan dan sebagainya.

4. Mendaur ulang sampah (recycle).

Tak sedikit bahan dari sampah yang bisa didaur ulang menjadi barang baru yang mempunyai nilai dan berguna. Pastinya untuk melakukan ini kita dituntut untuk bisa berkreasi dan ini menjadi opsi yang harus dicoba. Misalnya, membuat tas, vas bunga dan sebagainya yang dirangkai dari sampah bekas bungkus kemasan dari bahan plastik, kertas dan lain-lain.

5. Mendaftar sebagai anggota bank sampah.

Sekarang ini sudah banyak dibentuk bank sampah, baik oleh masyarakat, badan usaha atau pemerintah. Kita bisa mencari tahu keberadaan lokasi bank sampah tersebut di wilayah sekitar tempat tinggal kita masing-masing. Bank sampah merupakan fasilitas untuk mengelola sampah dengan prinsip 3R (reduce, reuse, dan recycle). Memanfaatkan bank sampah, kita bisa mendapatkan imbalan uang setelah menyetorkan sampah yang telah dipisah sesuai jenisnya.

Itulah beberapa langkah mudah yang bisa dilakukan masyarakat dalam berperan serta mengelola sampah. Bak pepatah yang berbunyi “sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit”. Dalam pengelolaan sampah tak seberapa andil setiap individu, namun jika seluruh masyarakat sadar melakukannya tentu akan menjadi sukses yang besar dalam pengelolaan sampah. Kelola sampah, lestarikan lingkungan demi kita sekarang dan generasi yang akan datang!
 
 

Tidak ada komentar

test banner